FluentFiction - Indonesian

Reunited Amidst Rituals: A Family's Journey to Forgiveness

FluentFiction - Indonesian

18m 47sDecember 17, 2025
Checking access...

Loading audio...

Reunited Amidst Rituals: A Family's Journey to Forgiveness

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Matahari terbenam dengan indah di atas Tanah Lot.

    The sun set beautifully over Tanah Lot.

  • Gelombang ombak memecah di bebatuan sekitarnya.

    Waves crashed against the surrounding rocks.

  • Aroma dupa dan bunga memenuhi udara.

    The scent of incense and flowers filled the air.

  • Hari ini adalah hari Galungan, waktu suci bagi umat Hindu Bali.

    Today was Galungan, a sacred time for Balinese Hindus.

  • Tempat ini dipenuhi warga yang mengenakan pakaian adat, membawa sesaji.

    The place was filled with people dressed in traditional attire, carrying offerings.

  • Di antara keramaian, berdiri Budi, Lina, dan Tari.

    Among the crowd stood Budi, Lina, and Tari.

  • Sudah lama mereka tidak berkumpul bersama.

    It had been a long time since they last gathered together.

  • Budi, kakak tertua, berdiri dengan raut wajah serius.

    Budi, the eldest sibling, stood with a serious expression.

  • Ia merasa berat menanggung rasa bersalah dari masa lalu.

    He felt the heavy burden of guilt from the past.

  • Lina, adik tengah yang sukses, berdiri sedikit menjauh.

    Lina, the successful middle sister, stood a bit apart.

  • Ia menyimpan rasa kecewa pada Budi.

    She harbored feelings of disappointment toward Budi.

  • Sedangkan Tari, adik bungsu yang selalu mencoba mendamaikan, melihat keduanya dengan harapan.

    Meanwhile, Tari, the youngest sister who always tried to mediate, looked at both of them with hope.

  • "Budi, apa kamu sungguh ingin menyelesaikan ini?

    "Budi, do you really want to resolve this?"

  • " tanya Tari lembut, berharap bisa memahami lebih dalam perasaan saudaranya.

    Tari asked gently, hoping to better understand her sibling's feelings.

  • Budi mengangguk dengan tegas, "Aku ingin kita kembali menjadi keluarga.

    Budi nodded firmly, "I want us to be a family again.

  • Galungan ini harus menjadi awal yang baru.

    This Galungan should be a new beginning."

  • "Lina menatap ke lautan.

    Lina gazed at the ocean.

  • "Kenapa sekarang?

    "Why now?

  • Kenapa bukan dulu saat kita membutuhkanku?

    Why not back when we needed you?"

  • " sindirnya dengan nada kesal.

    she retorted with an irritated tone.

  • Budi menarik nafas panjang.

    Budi took a deep breath.

  • "Aku menyesal, Lina.

    "I regret it, Lina.

  • Aku tahu aku salah.

    I know I was wrong.

  • Tapi kalau kita tidak menyelesaikan ini sekarang, kapan lagi?

    But if we don't resolve this now, then when?"

  • "Tari mendekati Lina.

    Tari approached Lina.

  • "Kak Budi sudah berubah, Lina.

    "Big brother has changed, Lina.

  • Aku ingat masa kecil kita, kita pernah sangat dekat.

    I remember when we were kids, we were so close.

  • Apa kamu tidak merindukan itu?

    Don't you miss that?"

  • "Air mata mulai menggenang di mata Lina.

    Tears began to well up in Lina's eyes.

  • "Aku merindukannya, tapi tetap sulit memaafkan begitu saja.

    "I do miss it, but it's still hard to just forgive."

  • "Sebelum Lina bisa menahan, air mata jatuh.

    Before she could stop it, tears fell.

  • Budi melangkah maju, tangannya gemetar.

    Budi stepped forward, his hands trembling.

  • "Aku minta maaf, Lina.

    "I'm sorry, Lina.

  • Aku minta maaf telah mengecewakanmu.

    I'm sorry for letting you down."

  • "Orang-orang di sekitar mereka terus menjalankan ritual, tidak menyadari drama kecil yang terjadi.

    The people around them continued performing rituals, unaware of the little drama unfolding.

  • Tari memeluk Lina, sementara Budi menatap saudara-saudaranya dengan haru.

    Tari embraced Lina, while Budi looked at his siblings with emotion.

  • Setelah beberapa saat, Lina menghela nafas.

    After a while, Lina sighed.

  • "Baik, Budi.

    "Alright, Budi.

  • Aku akan mencoba memaafkanmu.

    I'll try to forgive you.

  • Kita harus coba menyembuhkan luka ini.

    We have to try to heal this wound.

  • Tapi, butuh waktu.

    But it will take time."

  • "Budi tersenyum untuk pertama kalinya hari itu.

    Budi smiled for the first time that day.

  • "Terima kasih, Lina.

    "Thank you, Lina.

  • Itu lebih dari yang bisa kuminta.

    That's more than I could ask for."

  • "Mereka bertiga menuju altar sesaji di depan pura.

    Together, they walked to the altar of offerings in front of the pura.

  • Mereka duduk bersama, mengumpulkan dua telapak tangan di depan dada.

    They sat together, bringing their hands together in front of their chests.

  • Mereka menutup mata, berdoa bersama.

    They closed their eyes, praying together.

  • Rasa damai menyelimuti mereka.

    A sense of peace enveloped them.

  • Sejak saat itu, hubungan mereka perlahan membaik.

    From then on, their relationship gradually improved.

  • Galungan berikutnya, mereka merayakannya bersama, keluarga yang kembali utuh.

    The next Galungan, they celebrated it together, a family reunited.

  • Dan di atas tebing Tanah Lot, di tengah wangi dupa dan bunga, sebuah keluarga menyatukan kembali ikatan yang pernah putus.

    And on top of the cliffs of Tanah Lot, amidst the fragrance of incense and flowers, a family reconnected bonds that had once been broken.

  • Itu adalah tanda bahwa cinta bisa membuka jalan bagi pengampunan dan penyembuhan.

    It was a sign that love can pave the way for forgiveness and healing.