FluentFiction - Indonesian

Under Lanterns and Laughter: A Night at Pasar Malam

FluentFiction - Indonesian

18m 39sNovember 19, 2025
Checking access...

Loading audio...

Under Lanterns and Laughter: A Night at Pasar Malam

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Di bawah langit malam bertabur bintang, Pasar Malam di pedesaan itu ramai dengan suara tawa dan percakapan orang-orang.

    Under the starry night sky, the Pasar Malam in the village buzzed with the sound of laughter and people's conversations.

  • Warna-warni lampion bergoyang lembut tertiup angin musim semi.

    Colorful lanterns swayed gently, blown by the spring breeze.

  • Aroma sate yang dibakar, martabak manis yang baru matang, dan gorengan mengisi udara, menambah semarak suasana.

    The aroma of grilled sate, freshly cooked martabak manis, and fried snacks filled the air, adding to the lively atmosphere.

  • Eka berdiri di depan gerbang pasar, mengamati hiruk-pikuk di depannya.

    Eka stood at the entrance of the market, observing the bustling scene before him.

  • Dia sedang merencanakan acara kumpul keluarga dan membutuhkan bahan-bahan terbaik untuk membuat hidangan spesial.

    He was planning a family gathering and needed the best ingredients to make special dishes.

  • Bersamanya ada Sari, adik perempuannya yang lincah, dan Budi, teman keluarga yang pandai menawar.

    With him were Sari, his lively younger sister, and Budi, a family friend who was skilled at bargaining.

  • "Eka, ayo kita mulai dari sana," kata Budi sambil menunjuk ke arah kios sayuran.

    "Eka, let's start over there," said Budi, pointing towards the vegetable booth.

  • "Aku bisa bantu menawar.

    "I can help with the bargaining."

  • "Eka tersenyum mengangguk, kemudian menyerahkan sebagian uang ke Budi.

    Eka smiled and nodded, then handed some money to Budi.

  • “Tolong beli sayuran dan bumbu-bumbu.

    "Please buy the vegetables and spices.

  • Jangan lupa menawar harga terbaik.

    Don't forget to haggle for the best price."

  • ”Selama Budi mulai beraksi di kios pertama, Eka mengalihkan pandangannya ke Sari.

    While Budi began his bargaining at the first stall, Eka turned his attention to Sari.

  • “Sari, ini daftarnya.

    "Sari, here's the list.

  • Tolong belikan bahan-bahan ini.

    Please buy these ingredients.

  • Jangan lama-lama, ya.

    Don't take too long, okay?

  • Kita bertemu lagi di depan kios buah dalam setengah jam.

    We'll meet again in front of the fruit stall in half an hour."

  • ”Sari menerima daftar dengan senyuman, yakin meskipun Eka khawatir Sari akan teralihkan oleh hal-hal menarik di sepanjang jalan.

    Sari accepted the list with a smile, confident though Eka worried she might get distracted by interesting things along the way.

  • Keramaian bertambah.

    The crowd grew thicker.

  • Eka berkeliling mencari bahan-bahan lainnya dengan hati-hati namun cepat.

    Eka circled around carefully yet quickly in search of other ingredients.

  • Di tengah perjalanan, dia beberapa kali harus berhenti untuk memastikan tidak terjebak di antara kerumunan pengunjung.

    Along the way, he had to stop a few times to ensure he did not get caught up in the throngs of visitors.

  • Sementara waktu berlalu, Eka kembali ke titik pertemuan.

    As time passed, Eka returned to the meeting point.

  • Sari belum terlihat.

    Sari was not yet in sight.

  • Hatinya mulai khawatir.

    His heart began to worry.

  • "Di mana Sari?

    "Where is Sari?"

  • " pikirnya sambil mengarahkan pandangan ke segala arah, berharap melihat adiknya itu.

    he thought, glancing in all directions, hoping to catch sight of his sister.

  • Tak lama kemudian, dilihatnya Budi sibuk menawar harga di kios terakhir.

    Not long after, he saw Budi busy bargaining at the last stall.

  • "Ayolah, Pak.

    "Come on, sir.

  • Ini harga terakhir, pasti bisa," ujar Budi dengan percaya diri.

    This is the final price, you can do it," said Budi, confidently.

  • Budi akhirnya mengangguk setuju, dan dengan senyuman lebar, dia menuju Eka dengan keranjang penuh belanjaan.

    Budi finally nodded in agreement and, with a broad smile, headed over to Eka with a basket full of groceries.

  • Saat bersamaan, Sari muncul dari kerumunan dengan wajah berseri-seri, kedua tangannya penuh dengan kantong-kantong.

    At the same time, Sari emerged from the crowd, her face beaming, both her hands full of bags.

  • "Kak, lihat yang aku dapatkan!

    "Brother, look what I got!"

  • " katanya riang seraya menunjukkan rempah-rempah segar dan camilan unik yang tidak ada dalam daftar.

    she said cheerfully, showing fresh spices and unique snacks that weren't on the list.

  • Eka menyadari dirinya menghela napas lega di tengah kehangatan suasana malam itu.

    Eka realized he let out a sigh of relief amidst the warmth of that night.

  • "Bagus, Sari," katanya lembut, berterima kasih.

    "Good job, Sari," he said softly, thanking her.

  • Mereka pun berkumpul kembali, meninjau kembali barang-barang yang telah mereka beli.

    They regrouped, reviewing the items they had bought.

  • Saat mereka meninggalkan pasar, rasa puas menyelimuti hati Eka.

    As they left the market, a sense of satisfaction enveloped Eka.

  • Kali ini, ia belajar bahwa dengan sedikit delegasi dan kepercayaan, semua dapat berjalan lancar.

    This time, he learned that with a bit of delegation and trust, everything could go smoothly.

  • Dan begitu pula, persiapan untuk acara keluarga mereka hampir selesai dengan kejutan tambahan dari belanjaan Sari.

    And thus, preparations for their family event were almost complete, with an added surprise from Sari's shopping.

  • Langkah mereka menyusuri jalan setapak yang diterangi cahaya rembulan, menyongsong malam yang ceria dan siap menyambut kehangatan keluarga esok hari.

    They walked down the moonlit path, anticipating a cheerful night and ready to embrace the warmth of family the next day.