FluentFiction - Indonesian

Graduate in Doubt: Budi's Choice Between Passion and Expectation

FluentFiction - Indonesian

18m 13sNovember 9, 2025
Checking access...

Loading audio...

Graduate in Doubt: Budi's Choice Between Passion and Expectation

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Matahari bersinar cerah di atas Monumen Nasional, menjadikan hari itu sempurna untuk acara wisuda.

    The sun shone brightly above the Monumen Nasional, making it a perfect day for the graduation ceremony.

  • Suasana meriah memenuhi tempat itu dengan para lulusan yang mengenakan toga dan senyum kebanggaan di wajah mereka.

    A festive atmosphere filled the place with graduates wearing caps and gowns, and prideful smiles on their faces.

  • Budi berdiri di antara kerumunan, menghela napas panjang.

    Budi stood among the crowd, taking a deep breath.

  • Hari ini, dia resmi menjadi sarjana.

    Today, he officially became a graduate.

  • Tapi, di balik senyuman dan topi toga, hatinya penuh keraguan.

    But behind the smiles and the graduation cap, his heart was full of doubt.

  • Budi merasakan ekspektasi besar dari keluarganya.

    Budi felt the high expectations from his family.

  • Ayahnya berharap Budi akan mengejar karier yang aman, seperti menjadi insinyur atau bekerja di perusahaan besar.

    His father hoped that Budi would pursue a safe career, like becoming an engineer or working at a big company.

  • Namun, di dalam hati, Budi memiliki hasrat yang besar untuk mengajar.

    However, deep down, Budi had a great passion for teaching.

  • Dia selalu membayangkan dirinya berada di dalam kelas, menginspirasi siswa-siswa muda untuk mengejar impian mereka.

    He always imagined himself in a classroom, inspiring young students to pursue their dreams.

  • Tapi, dia khawatir, apakah orang tuanya akan mengerti?

    But he worried, would his parents understand?

  • Di tengah keramaian, Budi melihat temannya, Sari dan Rina, melambai padanya.

    Amidst the crowd, Budi saw his friends, Sari and Rina, waving at him.

  • Mereka tersenyum cerah, jelas merasa bangga dengan prestasi mereka semua.

    They smiled brightly, clearly proud of all their achievements.

  • "Jangan khawatir, Budi," kata Sari, "Apapun yang kamu pilih, saya yakin itu keputusan yang tepat.

    "Don't worry, Budi," said Sari, "Whatever you choose, I believe it's the right decision."

  • " Rina menganggukkan kepala setuju.

    Rina nodded in agreement.

  • "Ya, ikuti kata hatimu.

    "Yes, follow your heart."

  • "Saat acara wisuda dimulai, Budi merasa campuran antara kebahagiaan dan ketakutan.

    As the graduation event began, Budi felt a mix of happiness and fear.

  • Saat namanya dipanggil untuk memberikan pidato mewakili para lulusan, jantungnya berdebar kencang.

    When his name was called to deliver a speech on behalf of the graduates, his heart pounded.

  • Berdiri di panggung, dia melihat keluarganya di antara penonton.

    Standing on the stage, he saw his family among the audience.

  • Wajah mereka penuh harap.

    Their faces were full of hope.

  • Budi menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Hari ini, kita semua berdiri di depan pintu masa depan kita.

    Budi took a deep breath and said, "Today, we all stand before the doors of our future.

  • Saya selalu ingin membuat keluarga saya bangga.

    I have always wanted to make my family proud.

  • Namun, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan.

    However, there is something I want to say.

  • Saya ingin menjadi guru.

    I want to be a teacher.

  • Saya ingin mengajar dan membimbing generasi berikutnya.

    I want to teach and guide the next generation."

  • "Ruang itu menjadi sunyi.

    The room fell silent.

  • Budi menatap wajah keluarganya, siap menghadapi reaksi mereka.

    Budi looked at his family's faces, ready to face their reaction.

  • Tapi kemudian, dia melihat senyum lembut di wajah ibunya.

    But then, he saw a gentle smile on his mother's face.

  • Lalu, ayahnya menganggukkan kepala dengan penuh pengertian.

    Then, his father nodded with understanding.

  • "Kami mendukungmu, Budi," kata ayahnya tanpa suara dari tempat duduknya.

    "We support you, Budi," his father mouthed silently from his seat.

  • Setelah pidato selesai, Budi merasa lega dan bahagia.

    After the speech was finished, Budi felt relieved and happy.

  • Beban di pundaknya terasa lebih ringan.

    The weight on his shoulders felt lighter.

  • Dia keluar dari panggung dengan langkah mantap.

    He walked off the stage with a steady step.

  • Di belakang panggung, Sari dan Rina menyambutnya dengan pelukan hangat.

    Behind the stage, Sari and Rina welcomed him with warm hugs.

  • "Kami bangga padamu, Budi," kata mereka serempak.

    "We're proud of you, Budi," they said in unison.

  • Di bawah sinar Monumen Nasional, Budi berdiri dengan keyakinan baru.

    Under the light of Monumen Nasional, Budi stood with newfound confidence.

  • Dia tahu jalannya mungkin tidak mudah, tetapi dia siap menghadapinya.

    He knew his path might not be easy, but he was ready to face it.

  • Dengan dukungan keluarga dan teman-temannya, Budi merasa lebih percaya diri untuk mengejar mimpinya menjadi seorang guru yang inspiratif.

    With the support of his family and friends, Budi felt more confident in pursuing his dream of becoming an inspirational teacher.

  • Hari wisuda itu bukan hanya tentang mendapatkan gelar, tetapi juga tentang menerima diri sendiri dan berdiri teguh pada pilihan hati.

    That graduation day was not just about obtaining a degree, but also about accepting himself and standing firm on his heartfelt choices.