
Lost and Found: Rina's Courageous Journey in Sumatra
FluentFiction - Indonesian
Loading audio...
Lost and Found: Rina's Courageous Journey in Sumatra
Sign in for Premium Access
Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.
Di tengah hutan hujan Sumatra yang lebat, Rina berdiri dengan cemas.
In the middle of the dense hutan hujan Sumatra, Rina stood anxiously.
Kakinya sakit, terkilir, membuat setiap langkah terasa seperti tusukan jarum.
Her foot ached, sprained, making every step feel like a needle prick.
Dia tersesat, dikelilingi pohon-pohon besar yang menjulang ke langit dan dedaunan yang menutup rapat pandangan.
She was lost, surrounded by large trees towering to the sky and foliage that tightly concealed her view.
Rina menarik napas dalam, menguatkan diri.
Rina took a deep breath, steeling herself.
Dia harus menemukan jalan keluar sebelum malam tiba.
She had to find a way out before nightfall.
Musim semi di belahan bumi selatan membuat hutan semakin hidup.
Spring in the southern hemisphere made the forest even more vibrant.
Burung berkicau, monyet meloncat dari satu cabang ke cabang lain, dan gemerisik daun seakan merayakan kehidupan.
Birds chirped, monkeys leaped from one branch to another, and the rustling leaves seemed to celebrate life.
Tetapi bagi Rina, semuanya itu menjadi tantangan.
But for Rina, all of it became a challenge.
Dia memutuskan untuk duduk sejenak, berusaha meringankan rasa sakit di pergelangan kaki.
She decided to sit for a moment, trying to ease the pain in her ankle.
Dengan gigih, Rina melepas syal yang melingkar di lehernya.
Determinedly, Rina removed the scarf wrapped around her neck.
Dia membungkus pergelangan kakinya dengan hati-hati, berharap ini akan memberinya dukungan yang dibutuhkan untuk terus berjalan.
She carefully wrapped her ankle with it, hoping it would give her the support she needed to keep walking.
Kemudian dia mendengar suara gemuruh air di kejauhan.
Then she heard the rushing sound of water in the distance.
Sebuah ide melintas di benaknya: sungai.
An idea crossed her mind: a river.
Jika dia bisa mengikuti aliran sungai itu, mungkin dia akan menemukan jalan keluar atau bertemu dengan orang lain.
If she could follow the river's course, perhaps she would find a way out or meet someone.
Rina bangkit berdiri lagi.
Rina stood up again.
Dengan tertatih-tatih, dia mulai melangkah menuju arah suara air.
Limping, she started walking toward the direction of the water sound.
Kehati-hatian menjadi kawan setianya, mengingat permukaan tanah yang tidak rata, ditutupi daun dan ranting yang jatuh.
Cautiousness became her faithful companion, considering the uneven ground surface, covered with fallen leaves and branches.
Setiap langkah terasa menuntut seluruh semangatnya, tapi Rina tidak mau menyerah.
Each step seemed to demand her whole spirit, but Rina did not want to give up.
Saat matahari mulai turun dan langit bersiap berubah warna, Rina menemukan sebidang tanah lapang.
As the sun began to set and the sky prepared to change color, Rina stumbled upon an open field.
Suara-suara samar bercampur dengan suara air di sekitarnya.
Faint sounds mixed with the sound of water around her.
Dengan harap-harap cemas, Rina berteriak meminta tolong.
Anxiously hopeful, Rina shouted for help.
Suaranya bergema menembus kerumunan pohon.
Her voice echoed through the throng of trees.
"Dengar!
"Listen!
Sepertinya itu suara Rina!
It seems like that's Rina's voice!"
" seru seorang lelaki di kejauhan.
shouted a man in the distance.
Itu suara Adi, salah satu temannya.
It was Adi's voice, one of her friends.
Dia merasa lega yang luar biasa ketika melihat dua sosok, Adi dan Wulan, berlari menuju dirinya.
She felt an overwhelming relief when she saw two figures, Adi and Wulan, running towards her.
"Apa kamu baik-baik saja, Rina?
"Are you okay, Rina?"
" Tanya Wulan dengan suara khawatir.
asked Wulan with a worried voice.
Rina tersenyum lemah, meskipun kakinya masih terasa sakit.
Rina weakly smiled, though her foot still felt sore.
"Ya, sedikit terkilir.
"Yeah, just a bit sprained.
Tapi aku oke sekarang.
But I'm okay now.
Terima kasih sudah menemukanku.
Thank you for finding me."
"Mereka membantu Rina berjalan perlahan keluar dari hutan, malam mulai menyelimuti wilayah itu.
They assisted Rina as she slowly walked out of the forest, night beginning to envelop the area.
Rina merasa bersyukur.
Rina felt grateful.
Pengalaman ini mengajarkannya untuk lebih menghormati alam.
This experience taught her to respect nature more.
Dia juga menyadari bahwa meminta bantuan bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan sejati.
She also realized that asking for help wasn't a sign of weakness, but of true strength.
Bersama teman-temannya, Rina akhirnya kembali ke tempat yang aman, dengan hati yang lebih kuat dan pikiran yang lebih bijaksana.
With her friends, Rina finally returned to a safe place, with a stronger heart and a wiser mind.