FluentFiction - Indonesian

Vampire Poker: A Night of Costumes, Cards, and Friendship

FluentFiction - Indonesian

17m 51sOctober 31, 2025
Checking access...

Loading audio...

Vampire Poker: A Night of Costumes, Cards, and Friendship

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Suasana di kafe Jakarta itu ramai.

    The atmosphere in the kafe Jakarta was lively.

  • Suara obrolan berlomba dengan aroma kopi yang baru diseduh.

    The sound of chatter competed with the aroma of freshly brewed coffee.

  • Hiasan Halloween masih menggantung dari malam sebelumnya.

    Halloween decorations were still hanging from the previous night.

  • Jaring laba-laba palsu menambah kesan misterius.

    Fake cobwebs added a mysterious vibe.

  • Lampu-lampu berbentuk labu bersinar samar, menciptakan suasana yang sedikit seram.

    Pumpkin-shaped lights glowed faintly, creating a slightly eerie atmosphere.

  • Pusat perhatian malam itu ada di meja pojok kafe.

    The center of attention that night was at the corner table of the café.

  • Rizki duduk di sana bersama dua teman baiknya, Budi dan Sari.

    Rizki sat there with his two good friends, Budi and Sari.

  • Namun, ada yang berbeda dari Rizki malam itu.

    However, there was something different about Rizki that night.

  • Ia datang dengan kostum vampir lengkap.

    He came in a full vampire costume.

  • Tidak ada yang menduga dia datang seperti itu.

    No one expected him to show up like that.

  • "Menyeramkan sekali!

    "Scary!

  • Kau siap menghisap darah kami, Rizki?

    Are you ready to suck our blood, Rizki?"

  • " goda Budi sambil tertawa.

    teased Budi, laughing.

  • "Aku hanya ingin memakan kartu-kartu kalian," jawab Rizki sambil tersenyum, mencoba menutupi rasa malunya.

    "I just want to eat your cards," replied Rizki, smiling, trying to hide his embarrassment.

  • Sayangnya, keinginannya untuk bermain poker lebih besar daripada rasa canggungnya.

    Unfortunately, his desire to play poker was greater than his awkwardness.

  • Permainan dimulai.

    The game began.

  • Budi dan Sari terus menggoda Rizki.

    Budi and Sari kept teasing Rizki.

  • Sari, sambil menahan tawa, berbisik, "Mungkin kau bisa menang dengan menakut-nakuti kartu kami.

    Sari, holding back laughter, whispered, "Maybe you can win by scaring our cards."

  • "Rizki menghela napas.

    Rizki sighed.

  • Fokusnya pecah.

    His focus was broken.

  • Tapi dia tak ingin menyerah.

    But he did not want to give up.

  • Di kepalanya, ada satu cara untuk mengubah keadaan ini: bermain seolah kostum itu adalah bagian dari strateginya.

    In his head, there was one way to turn this situation around: play as if the costume was part of his strategy.

  • Dengan percaya diri pura-pura, ia mulai menggoda balik temannya, "Kalian akan kaget saat aku mengungkap kartu-kartu ini dari balik jubah vampir.

    With fake confidence, he began to tease his friends back, "You'll be shocked when I reveal these cards from beneath the vampire cloak."

  • "Permainan berjalan semakin intens.

    The game became more intense.

  • Momen puncak tiba ketika Rizki memutuskan untuk berkonsentrasi penuh.

    The climax came when Rizki decided to concentrate fully.

  • Dia melihat kartu di tangannya: satu set yang sempurna.

    He looked at the cards in his hand: a perfect set.

  • Waktu yang tepat untuk melakukan taruhan besar.

    The perfect time to make a big bet.

  • "Aku all in," seru Rizki.

    "I'm all in," shouted Rizki.

  • Ia dengan dramatis menyembunyikan kartunya di balik jubah vampirnya.

    He dramatically hid his cards under his vampire cloak.

  • Budi dan Sari tertawa geli namun tetap penasaran.

    Budi and Sari laughed but were still curious.

  • Mereka menyetujui taruhan Rizki.

    They accepted Rizki's bet.

  • Saatnya pengungkapan.

    Time for the reveal.

  • Rizki membuka jubahnya, memperlihatkan kartu-kartu dengan hati berdebar.

    Rizki opened his cloak, showing the cards with a pounding heart.

  • Cukup lama mereka terdiam sebelum meledak dalam sorak-sorai.

    They were silent for quite a while before erupting in cheers.

  • Rizki memenangkan permainan.

    Rizki won the game.

  • "Kau berhasil, Vampir!

    "You did it, Vampir!"

  • " teriak Sari dengan gembira.

    shouted Sari happily.

  • "Sungguh tak terduga," tambah Budi.

    "Truly unexpected," added Budi.

  • "Kostummu menjadi senjata rahasia kali ini.

    "Your costume became a secret weapon this time."

  • "Akhirnya, teman-teman setuju untuk menjadikan permainan poker dengan kostum sebagai tradisi tahunan saat Halloween.

    Finally, the friends agreed to make poker games with costumes an annual tradition on Halloween.

  • Rizki tertawa, merasa lebih ringan.

    Rizki laughed, feeling lighter.

  • Dia menyadari, berani tampil beda dan tertawa bisa membuat segalanya jadi lebih menyenangkan.

    He realized that daring to be different and laugh could make everything more enjoyable.

  • Poker malam itu bukan cuma tentang menang, tapi juga tentang memupuk persahabatan.

    The poker game that night wasn't just about winning, but also about nurturing friendship.

  • Dan Rizki tidak perlu lagi cemas soal kesalahannya.

    And Rizki no longer needed to worry about his mistake.

  • Sebaliknya, dia senang bisa memainkan peran vampir dengan sangat baik.

    Instead, he was happy to have played the role of a vampire so well.