FluentFiction - Indonesian

Magic, Mischief, and Lessons: Dewi’s Disappearing Act in Jakarta

FluentFiction - Indonesian

17m 57sSeptember 11, 2025
Checking access...

Loading audio...

Magic, Mischief, and Lessons: Dewi’s Disappearing Act in Jakarta

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Di bawah terik matahari yang seakan tak kenal ampun, rumah sakit lapangan di Jakarta berubah menjadi lautan aktivitas yang tak pernah berhenti.

    Under the scorching sun that seemed relentless, a makeshift hospital in Jakarta transformed into a sea of nonstop activity.

  • Tenda-tenda darurat berdiri tegak di atas tanah berdebu, sementara para staf medis bergerak cepat di antara pasien yang terbaring di ranjang lipat, menunggu perhatian.

    Emergency tents stood tall on dusty ground, while medical staff moved quickly among patients lying on folding cots, waiting for attention.

  • Di salah satu sudut rumah sakit, tiga sahabat bernama Dewi, Andi, dan Siti sedang berkumpul dengan gelak tawa kecil.

    In one corner of the hospital, three friends named Dewi, Andi, and Siti were gathering with soft laughter.

  • Dewi, yang terkenal dengan sikapnya yang penuh semangat dan trik sulapnya yang sering kali tidak bisa diduga, bersiap-siap melakukan aksi terbaru untuk memenangkan taruhan dari teman-temannya.

    Dewi, renowned for her spirited attitude and unpredictable magic tricks, was preparing to perform her latest act to win a bet from her friends.

  • Kali ini, Dewi bertekad untuk membuat camilan menghilang di depan mata Andi dan Siti.

    This time, Dewi was determined to make a snack disappear right before Andi and Siti's eyes.

  • Dengan penuh rasa percaya diri, Dewi mengeluarkan sebuah kantong kecil berisi camilan favorit, keripik singkong.

    With full confidence, Dewi took out a small bag containing her favorite snack, cassava chips.

  • "Lihat dan pelajari," kata Dewi sambil tersenyum.

    "Watch and learn," said Dewi with a smile.

  • Dia mengibas-ngibaskan tangan di sekitar kantong itu, lalu—seolah-olah hilang begitu saja—camilan tersebut tak terlihat lagi.

    She waved her hand around the bag, then—as if it vanished into thin air—the snack was no longer visible.

  • Andi dan Siti terkejut, wajah mereka berubah takjub.

    Andi and Siti were astonished, their faces full of wonder.

  • Namun, sesuatu yang tidak terduga terjadi.

    However, something unexpected happened.

  • Entah bagaimana, keributan tersebut segera menarik perhatian para dokter dan perawat.

    Somehow, the commotion quickly drew the attention of the doctors and nurses.

  • Mereka mengira ada situasi darurat baru yang memerlukan tindakan cepat.

    They thought there was a new emergency situation that required swift action.

  • Dewi yang panik tiba-tiba merasa dingin di bawah terik matahari.

    A panicked Dewi suddenly felt cold under the scorching sun.

  • "Apa yang harus aku lakukan?

    "What should I do?"

  • " pikir Dewi, hati kecilnya berkecamuk antara mengakui trik sulapnya gagal atau tetap bersandiwara.

    thought Dewi, her heart stirring between admitting her magic trick had failed or continuing with the charade.

  • Siti, dengan mata jeli, memperhatikan bibir saku Dewi yang sedikit mengembung.

    Siti, with sharp eyes, noticed Dewi's shirt pocket slightly bulging.

  • Dengan tersenyum setengah geli, Siti membisikkan, "Dewi, kantongnya di bajumu.

    With a half-amused smile, Siti whispered, "Dewi, the bag is in your shirt."

  • "Pada saat yang sama, seorang dokter mendekat sambil menanyakan situasi.

    At the same time, a doctor approached, asking about the situation.

  • Dewi menelan saliva, merasa gugup.

    Dewi swallowed nervously.

  • Tak ingin memperburuk keadaan, akhirnya Dewi mengambil keputusan penting.

    Not wanting to make things worse, Dewi made an important decision.

  • "Maaf, semua," katanya dengan suara lirih tapi jelas.

    "Sorry, everyone," she said softly but clearly.

  • "Ini hanya trik sulap yang salah.

    "It's just a magic trick gone wrong.

  • Tidak ada keadaan darurat.

    There's no emergency."

  • "Para dokter tertawa lepas, menular ke para perawat dan pasien di sekitar.

    The doctors burst into laughter, contagiously spreading to the nurses and patients nearby.

  • Gelombang tawa itu menular, mencairkan ketegangan di udara.

    The wave of laughter relieved the tension in the air.

  • Andi merangkul Dewi sambil tersenyum lebar, "Kau menang, Dewi, bukan karena triknya, tapi karena keberanianmu.

    Andi hugged Dewi with a wide smile, "You won, Dewi, not because of the trick, but because of your bravery."

  • "Dewi tersenyum lemah tetapi lega.

    Dewi smiled faintly but with relief.

  • Dari situasi yang kacau itu, dia mendapatkan pelajaran berharga.

    From that chaotic situation, she learned a valuable lesson.

  • Dia tersadar bahwa kejujuran dan keberanian untuk mengakui kesalahan lebih berarti daripada memenangkan taruhan apapun.

    She realized that honesty and the courage to admit mistakes are more significant than winning any bet.

  • Dari titik itu, Dewi pun menemukan cara untuk merasa percaya diri tidak lagi bergantung pada validasi orang lain.

    From that point on, Dewi found a way to feel confident no longer depended on others' validation.

  • Hari itu di rumah sakit lapangan Jakarta, di bawah langit kering yang hampir tak bersahabat, sebuah pelajaran hidup berharga tertanam dalam hati Dewi, meninggalkan jejak yang tak terlupakan.

    That day in the makeshift hospital in Jakarta, under an almost unforgiving sky, a priceless life lesson was imprinted in Dewi's heart, leaving an unforgettable mark.