FluentFiction - Indonesian

Healing Hearts: A Sibling's Journey to Reconciliation

FluentFiction - Indonesian

17m 51sAugust 12, 2025
Checking access...

Loading audio...

Healing Hearts: A Sibling's Journey to Reconciliation

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Suara gemuruh pesawat terbang mengisi ruang udara Soekarno-Hatta International Airport.

    The rumble of airplanes filled the airspace of Soekarno-Hatta International Airport.

  • Di tengah keramaian, Rina berdiri di depan papan keberangkatan, matanya mencari penerbangannya.

    Amid the hustle and bustle, Rina stood in front of the departure board, her eyes searching for her flight.

  • Ia baru saja kembali ke Jakarta untuk menghadiri perayaan Hari Kemerdekaan dan menghabiskan waktu singkat bersama keluarga sebelum memulai pekerjaan baru di luar negeri.

    She had just returned to Jakarta to attend the Independence Day celebration and spend a short time with her family before starting a new job overseas.

  • Namun, hati Rina terasa berat.

    However, Rina's heart felt heavy.

  • Ada satu tugas yang belum terselesaikan.

    There was one task left unfinished.

  • Arya, kakaknya, berdiri di sisi lain bandara dengan pemandangan yang sama hektis.

    Arya, her brother, stood on the other side of the airport with the same hectic view.

  • Sudah lama hubungan mereka renggang, dimulai dari kesalahpahaman yang seharusnya bisa mereka bicarakan.

    Their relationship had been strained for a long time, stemming from a misunderstanding they should have discussed.

  • Kini, Putri, sepupu mereka yang bijak, berusaha membantu mereka berdamai.

    Now, Putri, their wise cousin, was trying to help them reconcile.

  • Di sebuah kafe yang ramai, Rina akhirnya bertemu Arya dan Putri.

    In a busy café, Rina finally met with Arya and Putri.

  • Aroma kopi baru-baru ini diseduh memenuhi udara sekitar.

    The aroma of freshly brewed coffee filled the surrounding air.

  • Putri tersenyum dan menyapa dengan riang, berusaha mencairkan suasana.

    Putri smiled and greeted them cheerfully, trying to lighten the mood.

  • Arya agak canggung, tapi mencoba bersikap sewajarnya.

    Arya was a bit awkward but tried to act normally.

  • "Rina," Putri mulai, "aku tahu kalian punya masalah.

    "Rina," Putri began, "I know you both have problems.

  • Tapi, bukankah lebih baik jika kita duduk dan bicara?

    But wouldn't it be better if we sit and talk?"

  • "Rina mengangguk pelan.

    Rina nodded slowly.

  • "Iya, Arya, aku ingin kita berbicara.

    "Yes, Arya, I want us to talk.

  • Aku tidak mau pergi tanpa menyelesaikan ini.

    I don't want to leave without resolving this."

  • "Arya menatap Rina dengan mata yang awalnya penuh kebimbangan, lalu berubah lembut.

    Arya looked at Rina with eyes initially full of doubt, then they softened.

  • "Aku juga, Rina.

    "I do too, Rina.

  • Maafkan aku kalau selama ini aku menjauh.

    I'm sorry if I've been distant.

  • Kesalahpahaman waktu itu membuat semuanya jadi sulit.

    The misunderstanding back then made everything difficult."

  • "Rina menarik napas dan mengungkapkan isi hatinya.

    Rina took a deep breath and opened up about her feelings.

  • Mereka membicarakan perasaan terpendam dan kesalahpahaman yang membelit.

    They talked about the buried emotions and the misunderstanding that entangled them.

  • Putri, sebagai mediator, menambahkan pandangannya yang bijaksana.

    Putri, acting as mediator, added her wise perspective.

  • Percakapan itu berlangsung hangat dan penuh emosi.

    The conversation was warm and full of emotions.

  • Rina merasa beban di hatinya mulai berkurang.

    Rina felt the burden in her heart begin to lift.

  • Arya akhirnya mengulurkan tangan, lalu memeluk Rina erat.

    Arya finally stretched out his hand, then hugged Rina tightly.

  • "Aku harap kita tetap dekat, dimana pun kamu nanti," katanya dengan suara parau.

    "I hope we stay close, no matter where you are," he said with a choked voice.

  • Rina tersenyum lega.

    Rina smiled with relief.

  • "Terima kasih, Arya.

    "Thank you, Arya.

  • Aku juga ingin kita tetap dekat.

    I want us to stay close too."

  • "Setelah momen itu, Putri tersenyum puas melihat dua saudara sepupunya akhirnya berdamai.

    After that moment, Putri smiled contentedly to see her two cousins finally reconcile.

  • Saat keberangkatan Rina makin dekat, Arya menyerahkan sebuah gantungan kunci berbentuk Garuda yang ia bawa dari liburan terakhirnya.

    As Rina's departure drew closer, Arya handed her a keychain shaped like a Garuda that he had brought from his last vacation.

  • "Untuk di perjalananmu," katanya.

    "For your journey," he said.

  • Rina mengenang pengalaman itu dengan rasa syukur, menyadari satu pelajaran penting: menghadapi masalah lebih baik daripada menghindarinya.

    Rina remembered the experience with gratitude, realizing an important lesson: it is better to face problems than to avoid them.

  • Ia mengucapkan selamat tinggal dengan hati yang lebih ringan dan penuh harapan akan kebersamaan yang abadi.

    She said her goodbyes with a lighter heart and a hopeful outlook on lasting togetherness.

  • Dengan langkah mantap, Rina berjalan menuju pintu keberangkatan, meninggalkan Soekarno-Hatta dengan perasaan damai dan ikatan keluarga yang lebih kuat.

    With steady steps, Rina walked towards the departure gate, leaving Soekarno-Hatta with a peaceful feeling and a stronger family bond.