FluentFiction - Indonesian

Unlikely Heroes: A Coffee Shop Rescue in Jakarta

FluentFiction - Indonesian

17m 22sAugust 5, 2025
Checking access...

Loading audio...

Unlikely Heroes: A Coffee Shop Rescue in Jakarta

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Di sebuah sudut kota Jakarta yang sibuk, berdiri sebuah kedai kopi kecil bernama "Aroma Kopi."

    In a busy corner of Jakarta, there stands a small coffee shop named "Aroma Kopi."

  • Tempat ini selalu hangat dan nyaman, dengan aroma biji kopi yang baru digiling memenuhi udara.

    This place is always warm and cozy, with the aroma of freshly ground coffee beans filling the air.

  • Lampu-lampu lembut menciptakan suasana menyenangkan di atas meja-meja kayu yang berderet rapi.

    Soft lights create an enjoyable atmosphere over neatly arranged wooden tables.

  • Inilah tempat yang selalu Dewi pilih untuk bersantai di sore hari.

    This is the place that Dewi always chooses to relax in the afternoon.

  • Dewi, seorang wanita muda yang penuh semangat, baru saja memulai pekerjaan baru di perusahaan penerbitan.

    Dewi, a spirited young woman, had just started a new job at a publishing company.

  • Sore itu, dia duduk di sudut favoritnya, dengan secangkir latte panas dan naskah baru yang siap ia sunting.

    That afternoon, she sat in her favorite corner with a cup of hot latte and a new manuscript ready for her to edit.

  • Kebahagiaannya terganggu ketika, tiba-tiba, dia merasa tidak enak badan.

    Her happiness was disrupted when, suddenly, she felt unwell.

  • Matanya mulai memerah dan sulit bernafas.

    Her eyes began to redden and it became difficult to breathe.

  • Dewi menyadari bahwa dia mengalami reaksi alergi yang parah.

    Dewi realized that she was experiencing a severe allergic reaction.

  • Dia memegang tenggorokannya yang mulai terasa sesak.

    She clutched her throat, which started feeling tight.

  • Di belakang meja kasir, Adi, seorang barista yang rajin, melihat kebingungan di wajah Dewi.

    Behind the cashier's counter, Adi, a diligent barista, noticed the confusion on Dewi's face.

  • Dengan kursus desain grafis yang ia ambil diam-diam, Adi memiliki mata yang jeli.

    With the graphic design course he had taken secretly, Adi had a keen eye.

  • Dia segera mendekati Dewi, tetapi tak tahu alergi apa yang menimpa wanita itu, atau bagaimana ia bisa membantu.

    He immediately approached Dewi, but didn't know what allergy was affecting the woman, or how he could help.

  • "Dewi, kamu tidak apa-apa?" tanya Adi dengan cemas.

    "Dewi, are you okay?" asked Adi anxiously.

  • Dewi menggeleng sambil berusaha menarik nafas.

    Dewi shook her head while trying to catch her breath.

  • Meski panik, Dewi berhasil berkata, "Aku alergi. Butuh EpiPen..."

    Despite her panic, Dewi managed to say, "I'm allergic. I need an EpiPen..."

  • Adi langsung berlari menuju kotak P3K di belakang meja kasir.

    Adi immediately ran towards the first-aid kit behind the cashier's counter.

  • Sambil berteriak memanggil rekan kerja lainnya untuk membantu, dia menemukan EpiPen dan kembali ke meja Dewi dengan cepat.

    Shouting for his co-workers to help, he found the EpiPen and quickly returned to Dewi's table.

  • Dengan hati-hati, Adi mengikuti instruksi penggunaan EpiPen, berharap upayanya dapat membantu Dewi.

    Carefully, Adi followed the EpiPen usage instructions, hoping his efforts would help Dewi.

  • Ketika EpiPen berhasil disuntikkan, Dewi mulai bisa bernafas lebih mudah.

    Once the EpiPen was injected, Dewi began to breathe more easily.

  • Perlahan, gejala alerginya berkurang.

    Slowly, her allergic symptoms subsided.

  • Adi melihat Dewi yang mulai stabil, dia merasa lega dan bahagia.

    Seeing Dewi starting to stabilize, Adi felt relieved and happy.

  • Setelah kejadian itu, Dewi merasa bersyukur atas tindakan cepat Adi.

    After the incident, Dewi felt grateful for Adi's quick action.

  • Mereka duduk bersama, berbicara tentang insiden tersebut.

    They sat together, talking about the incident.

  • Dewi mengungkapkan terima kasihnya, dan Adi mengungkapkan niatnya untuk mengambil pelatihan pertolongan pertama agar lebih siap di kemudian hari.

    Dewi expressed her gratitude, and Adi revealed his intention to take first aid training to be better prepared in the future.

  • Dewi belajar untuk selalu memberitahukan alerginya setiap kali berkunjung ke tempat baru,

    Dewi learned to always inform others about her allergies whenever she visited new places,

  • sementara Adi mendapat keberanian baru dalam menangani keadaan darurat.

    while Adi gained new confidence in handling emergencies.

  • Sebuah ikatan baru terbentuk di antara mereka, di tengah aroma kopi yang menenangkan.

    A new bond formed between them, amid the calming aroma of coffee.

  • Hari itu, di tengah hiruk-pikuk Jakarta, sebuah persahabatan baru dimulai di kedai kecil yang hangat.

    That day, amidst the hustle and bustle of Jakarta, a new friendship began in the warm little coffee shop.

  • Kejadian darurat itu mengubah mereka berdua menjadi pribadi yang lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan sekitar mereka.

    The emergency incident changed them both into more aware and caring individuals towards their surroundings.