FluentFiction - Indonesian

Finding Harmony: A Family's Dance with Duty and Dreams

FluentFiction - Indonesian

17m 48sJune 11, 2025
Checking access...

Loading audio...

Finding Harmony: A Family's Dance with Duty and Dreams

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Matahari sore tenggelam perlahan di ufuk barat, menyinari Rumah Joglo dengan cahaya hangat terakhir sebelum malam datang.

    The afternoon sun set slowly on the western horizon, casting its last warm light on the Rumah Joglo before nightfall.

  • Di halaman depan, aroma melati tercium lembut, bercampur dengan riuh tawa anak-anak yang berlari-lari kecil.

    In the front yard, the gentle scent of jasmine mingled with the lively laughter of children running around.

  • Rumah itu berdiri megah dengan ukiran kayu yang rumit, seolah membawa kisah ratusan tahun.

    The house stood grandly with intricate wood carvings, as if telling stories of hundreds of years.

  • Hari ini, keluarga besar berkumpul untuk pertemuan keluarga yang hangat.

    Today, the extended family gathered for a warm family meeting.

  • Adi duduk di beranda, merenung.

    Adi sat on the porch, pondering.

  • Hari itu berat baginya.

    The day was heavy for him.

  • Ia memegang tanggung jawab besar sebagai anak sulung.

    He held great responsibilities as the eldest child.

  • Di dalam, Rina berdiskusi dengan sepupu mereka, Tari, tentang pekerjaannya di Jakarta.

    Inside, Rina was discussing with their cousin, Tari, about her job in Jakarta.

  • Rina penuh semangat, ingin mengejar mimpinya di ibu kota.

    Rina was enthusiastic, eager to pursue her dreams in the capital city.

  • Namun, keinginannya bertentangan dengan harapan Adi.

    However, her desires were at odds with Adi's expectations.

  • “Tari, aku ingin pergi ke Jakarta,” kata Rina, matanya berbinar.

    "Tari, I want to go to Jakarta," said Rina, her eyes sparkling.

  • “Namun Adi ingin aku tetap di sini membantu orang tua.

    "But Adi wants me to stay here to help our parents."

  • ”Tari, yang selalu menjadi penengah, berpikir sejenak.

    Tari, who was always the mediator, thought for a moment.

  • “Rina, mungkin ada jalan tengah.

    "Rina, maybe there's a middle ground.

  • Kita bisa bicara dengan Adi, temukan solusi yang baik bagi semua.

    We can talk to Adi and find a solution that's good for everyone."

  • ”Malam itu, di balai keluarga, Adi memulai percakapan.

    That night, in the family hall, Adi began the conversation.

  • “Rina, aku butuh bantuanmu di sini.

    "Rina, I need your help here.

  • Orang tua semakin tua, dan rumah ini mengalami masalah keuangan.

    Our parents are getting older, and the house is facing financial problems."

  • ”Rina terkejut.

    Rina was surprised.

  • “Masalah keuangan?

    "Financial problems?

  • Mengapa kamu baru bilang sekarang?

    Why are you just telling me now?"

  • ”“Itu rahasia keluarga.

    "It's a family secret.

  • Aku tak mau membebanimu.

    I didn't want to burden you.

  • Tapi kita harus bersatu sekarang,” jawab Adi.

    But we must unite now," Adi replied.

  • Perdebatan pun terjadi.

    A debate ensued.

  • Rina bingung antara mimpinya di Jakarta dan kewajiban keluarganya di sini.

    Rina was torn between her dreams in Jakarta and her obligations to her family here.

  • Tari, yang duduk di antara mereka, menjadi jembatan yang lembut.

    Tari, sitting between them, became a gentle bridge.

  • “Rina, kamu bisa tinggal sementara.

    "Rina, you can stay here temporarily.

  • Bantu selesaikan masalah ini.

    Help solve this issue.

  • Setelah itu, kamu bisa ke Jakarta.

    After that, you can go to Jakarta.

  • Kami percayakan kelangsungan rumah ini padamu,” saran Tari dengan suara menenangkan.

    We entrust the sustainability of this house to you," advised Tari with a calming voice.

  • Rina terdiam, pikirannya berkecamuk.

    Rina fell silent, her mind in turmoil.

  • Akhirnya ia tersenyum lemah.

    Finally, she smiled weakly.

  • “Baiklah, aku akan tinggal.

    "Alright, I will stay.

  • Namun setelah semuanya beres, izinkan aku pergi mengejar impianku.

    But once everything is settled, allow me to pursue my dream."

  • ”Adi mengangguk, mengerti dan menghargai keputusan Rina.

    Adi nodded, understanding and appreciating Rina's decision.

  • Persaudaraan dan cinta tak berbatas di antara mereka.

    Brotherhood and boundless love existed among them.

  • Sore berlanjut dalam damai.

    The afternoon continued peacefully.

  • Adi belajar menghormati pilihan Rina, Rina menemukan makna kompromi, dan Tari berhasil menjaga keharmonisan.

    Adi learned to respect Rina's choices, Rina discovered the meaning of compromise, and Tari managed to maintain harmony.

  • Tawa kembali memenuhi rumah itu, sementara bintang-bintang mulai bermunculan di langit malam.

    Laughter once again filled the house as the stars began to appear in the night sky.

  • Rina kini tahu, meski impiannya penting, keluarga adalah rumah yang selalu menunggu dengan hangat pelukannya.

    Rina now knew, although her dreams were important, family was the home always waiting with a warm embrace.

  • Rumah Joglo menjadi saksi, cinta dan impian dapat berjalan beriringan.

    The Rumah Joglo bore witness that love and dreams could walk hand in hand.