FluentFiction - Indonesian

The Ramadan Surprise: Uniting Siblings in Jakarta

FluentFiction - Indonesian

17m 57sApril 26, 2025
Checking access...

Loading audio...

The Ramadan Surprise: Uniting Siblings in Jakarta

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Di sebuah apartemen sederhana di Jakarta, matahari mulai terbenam.

    In a simple apartment in Jakarta, the sun began to set.

  • Musim gugur di belahan bumi selatan membawa angin sejuk ke kota yang sibuk ini.

    Autumn in the southern hemisphere brought a cool breeze to this bustling city.

  • Adi berdiri di dapur yang sempit, sibuk mempersiapkan makanan berbuka puasa untuk acara keluarga Ramadan malam ini.

    Adi stood in the narrow kitchen, busy preparing food for the family Ramadan fast-breaking event tonight.

  • "Akhirnya, kesempatan untuk mendapatkan pengakuan dari keluarga," pikirnya.

    "Finally, a chance to gain recognition from the family," he thought.

  • Adi yakin dia yang bertugas menjadi tuan rumah kali ini.

    Adi was sure he was in charge of hosting this time.

  • Namun, yang tidak dia ketahui, Putri, saudara perempuannya, juga mempersiapkan makanan di rumahnya.

    However, what he didn't know was that Putri, his sister, was also preparing food in her house.

  • Putri berharap malam ini tanpa drama, ingin istirahat dari keributan sehari-hari.

    Putri hoped for a drama-free evening, wanting a break from the daily chaos.

  • Pada saat yang sama, Rizki, saudara laki-laki paling bungsu dan sering dianggap tidak bertanggung jawab, berada di pasar, memilih bahan makanan yang dia kira diperlukan untuk acara berbuka yang dia pikir dia harus selenggarakan.

    At the same time, Rizki, the youngest brother, often considered irresponsible, was at the market, choosing ingredients he thought were needed for the fast-breaking event he believed he was supposed to host.

  • Kesalahpahaman muncul dari pesan singkat di grup keluarga yang tidak jelas.

    The misunderstanding stemmed from a vague short message in the family group chat.

  • Putri membaca pesan dari ibu mereka yang berkata, "Siapa pun bisa jadi tuan rumah, asal kita semua bisa berkumpul," dan mengira dia yang bertugas.

    Putri read a message from their mother that said, "Anyone can host, as long as we can all gather," and assumed she was in charge.

  • Rizki, dengan gaya bebasnya, hanya membaca setengah pesan dan menyimpulkan sama.

    Rizki, with his free-spirited style, only read half of the message and concluded the same.

  • Ketiganya bergegas, tidak sadar bahwa mereka semua berpikir hal yang sama.

    All three rushed, unaware that they all thought the same thing.

  • Saat maghrib mendekat, Adi menyalakan lilin di ruang tamu.

    As maghrib approached, Adi lit candles in the living room.

  • Putri dan Rizki menyusul dalam beberapa menit, keduanya terkejut melihat Adi sedang sibuk di dapurnya.

    Putri and Rizki arrived within minutes, both surprised to see Adi busy in his kitchen.

  • Sejenak hening, kemudian mereka mulai tertawa ketika menyadari kebingungan yang terjadi.

    A moment of silence, then they began to laugh as they realized the confusion.

  • "Ini tidak bisa dipercaya," kata Putri sambil tersenyum.

    "This is unbelievable," said Putri with a smile.

  • "Kita semua berpikir menjadi tuan rumah.

    "We all thought we were hosting."

  • "Adi, meskipun merasa gugup, memutuskan untuk menyatukan mereka.

    Adi, though feeling nervous, decided to unite them.

  • "Ayo kita selesaikan ini.

    "Let's settle this.

  • Setiap orang bawa makanan masing-masing.

    Everyone brings their own food.

  • Kita gabungkan saja.

    Let's just combine it."

  • "Ketiganya mengeluarkan apa yang mereka bawa.

    The three of them brought out what they had.

  • Adi memasak nasi, Putri membawa kari ayam tanpa nasi, dan Rizki membawa puding tanpa saus buahnya.

    Adi cooked rice, Putri brought chicken curry without rice, and Rizki brought pudding without its fruit sauce.

  • Semuanya tampak kacau tapi lucu.

    Everything seemed chaotic but funny.

  • Meja makan penuh dengan makanan yang tidak cocok satu sama lain, tapi semua bersedia mencicipi.

    The dining table was full of mismatched dishes, but everyone was willing to taste.

  • Ketika maghrib tiba, azan berkumandang dari masjid terdekat.

    When maghrib arrived, the call to prayer echoed from the nearby mosque.

  • Ketiganya mengumpulkan keluarga di ruang tamu, lalu duduk mengelilingi meja yang penuh dengan hidangan aneh tapi memikat itu.

    The three gathered the family in the living room, then sat around the table filled with strange but enticing dishes.

  • Tertawa dan obrolan penuh tawa memenuhi apartemen kecil tersebut.

    Laughter and cheerful chatter filled the small apartment.

  • Meski awalnya kacau, mereka menemukan cara untuk bersyukur atas kehadiran satu sama lain.

    Although it started chaotically, they found a way to be grateful for each other's presence.

  • Adi belajar bahwa penghargaan tak selalu datang dari kesempurnaan acara, tapi dari waktu yang dihabiskan bersama.

    Adi learned that appreciation doesn't always come from a perfect event but from time spent together.

  • Dan malam itu, keluarga mereka mendapati kebersamaan lebih berarti dari sekadar makanan.

    And that night, their family found that being together meant more than just food.

  • Dalam cahaya lilin, di tengah senja Jakarta yang sejuk, mereka berbuka puasa dengan senyuman dan hati penuh cinta.

    In the candlelight, in the cool evening of Jakarta, they broke their fast with smiles and hearts full of love.